LAPORAN KARYA
TULIS ILMIAH
KULIAH KERJA
NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN 67
SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2013/2014
UNIVERSITAS
TADULAKO
PEMBUATAN
ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK (TONGKOL JAGUNG) DI DESA TAMPABATU
KECAMATAN AMPANA TETE
DESA : TAMPABATU
KECAMATAN : AMPANA TETE
KABUPATEN : TOJO UNA-UNA
Diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat
Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Profesi Integral Tematik Posdaya
Universitas Tadulako Angkatan 67 Semester Antara
Tahun
Akademik 2013/2014
Disusun
Oleh
EKA NURUL
KHORIDAH
STB. G 301 10 019
PUSAT
PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS
TADULAKO
2013
Halaman
Pengesahan
PEMBUATAN
ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK (TONGKOL JAGUNG) DI DESA TAMPABATU KECAMATAN AMPANA TETE
NAMA : EKA NURUL
KHORIDAH
STAMBUK : G 301 10 019
PROGRAM STUDI :
KIMIA
FAKULTAS : MIPA
DESA : TAMPABATU
KECAMATAN : AMPANA TETE
KABUPATEN : TOJO UNA-UNA
Laporan Karya
Tulis Ilmiah ini diperiksa dan disetujui
Sesuai
saran-saran dosen pembimbing
Palu, 16 September 2013
Mengetahui, Menyetujui
Kepala
Pusat Pengembangan Wilayah dan Dosen
Pembimbing
Kuliah
Kerja Nyata Univ. Tadulako
Ir. RIDWAN, MP Mohammad
Mirzan, S. Si., M. Si
NIP.
19660310 199512 1 001 NIP.
19710526 200112 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah-lah penulis dapat melaksanakan kegiatan KKN Profesi Integral
Teamtik Posdaya serta menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Shalawat serta salam Muhammad SAW, Sang
kekasih Allah, beserta keluarga dan para sahabat-Nya, karena dengan syafaat dari Beliau-lah kita dapat terbebas dari zaman kejahiliyahan.
Dalam menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan
67 Semester
Antara 2013/2014 Universitas Tadulako yang berlangsung dari tanggal 2 Juli 2010 s/d 4
September 2013 bertempat di Desa Tampabatu Kecamatan Ampana Tete Kabupaten
Tojo Una-una, begitu banyak pelajaran berharga yang di dapatkan selama penulis berada
di lokasi, bukan hanya ilmu yang selama ini didapatkan di bangku perkuliahan, namun penulis melihat
dan merasakan bagaimana bersosialisasi dengan bermasyarakat. Suka dan
duka pun penulis alami
selama berada dilokasi.
Karya tulis ilmiah ini penulis susun
berdasarkan hasil yang didapatkan dari Program Kerja Mahasiswa KKN Profesi
Integral tematik Posdaya Angakatan 67 Semester Antara 2012/2013, yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, dimana laporan akhir
kegiatan ini membahas mengenai masalah-masalah yang timbul di lingkungan
masyarakat Desa Tampabatu, khususnya masalah di bidang disiplin ilmu
Kimia.
Pada kesempatan ini pula, secara tulus dan Ikhlas penulis haturkan
terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan partisipasinya, baik langsung maupun tidak langsung sejak awal sampai
pada proses pembuatan karya tulis ilmiah, antara lain kepada :
- Bapak Pror. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS. Selaku Rektor Universitas Tadulako.Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako.
- Ketua P2WKKN Universitas Tadulako sebagai 67 penyelenggara pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata.
- Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) Angkatan 67 Semester Antara Tahun 2012/2013.
- Ibu Dr.Vitayanti Fattah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Semester antara Tahun 2013/2014 khususnya di Kecamatan Ampana Tete.
5.
Bapak Mohammad Mirzan, S. Si., M. Si yang telah
memberikan arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
- Bapak Ahdar Rifai selaku camat Ampana Tete dan seluruf staf kecamatan Ampana Tete yang bersedia menerima kami dengan baik di kecamatan Ampana Tete.
- Bapak Iswanto S. arbi selaku Kepala desa beserta jajarannya termikasih atas bantuan, perhatian dan kerjasama yang baik.
- Ketua-ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Aparat Desa, Tokoh-tokah Masyarakat, dan Tokoh pemuda yang berada Di desa Ampana Tete yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan program kerja kami.
- Seluruh Masyarakat Desa Tampabatu yang telah menerima kedatangan kami dengan baik.
- Teman-teman Mahasiswa KKN Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 67, baik selama di lokasi hingga kembali ke Universitas.
- Beserta seluruh pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya, yang dalam kesempatan ini tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu.
Sebagai manusia, penulis
menyadari bahwa isi karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan.Untuk itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah dimasa yang akan
datang.
Akhir kata, penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Palu, September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2
RUMUSAN
PERMASALAHAN . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 2
1.3
TUJUAN
DAN
MANFAAT PROGRAM
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 3
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
2.1
PENGERTIAN
ARANG BRIKET.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2.2 ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.3 PRINSIP PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI
SAMPAH ORGANIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB III GAMBARAN
UMUM LOKASI KKN
3.1 SEJARAH SINGKAT DESA
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3.2 KONDISI GEOGRAFIS
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
3.3 KONDISI DEMOGRAFIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 11
3.4 KONDISI
SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 TIPE DAN DASAR PROGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .26
4.2 PELAKSANAAN PROGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 26
4.3 BAGAN ALIR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
BAB V
PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
BAB VI KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .32
5.2
SARAN . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil
analisa kandungan briket arang tongkol
6
Tabel 2. Perbandingan kebutuhan bahan bakar untuk
mendidihkan air 6
Tabel 3. Tabel 3. Nama-Nama Kepala Kampung dan Kepala Desa
Tampabatu 8
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur 12
Tabel 5. Jumlah Penduduk
menurut Jenis KelaminDesa Tampabatu 14
Tabel 6. Jumlah penduduk
menurut agama yang dianut 15
Tabel 7. Jumlah penduduk
menurut tingkat pendidikan 17
Tabel 8. Jumlah Penduduk
Menurut Mata Pencaharian 18
Tabel 9. Jenis Hasil dan
Produktifitas Pertanian/Perkebunan 20
Tabel 10. Keadaan
Peternakan 22
Tabel 11. Sarana
Perekonomian 22
Tabel 12. Sarana
Peribadatan 24
Tabel 13. Banyaknya
Fasilitas Kesehatan Di Desa Tampabatu 25
Tabel 14. Sarana Pendidikan 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada saat ini penggunaan bahan bakar minyak semakin meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri, hal ini menuntut suatu
pemikiran dan gagasan untuk menggali serta mengembangkan potensi sumber-sumber
energi alternatif, terlebih dengan semakin menipisnya cadangan minyak dunia /
bahan bakar fosil yang terbatas cadangannya, maka perlu untuk merintis
penggunaan energi alternatif / terbarukan. Yang dimaksud dengan energi
terbarukan adalah energi yang didapat dari sumber-sumber atau bahan-bahan yang
siklus pengadaan/ peremajaan atau pembaharuannya tidak memerlukan waktu yang
terlalu lama. Sedangkan energi yang tak terbarukan adalah energi yang didapat
dari sumber-sumber yang dapat mengalami kelangkaan/ habis, dan tidak dapat
diperbaharui.
Pembuatan
energi alternatif dalam kondisi energi minyak menipis jumlah cadangannya, serta
mahal harganya merupakan langkah terobosan yang bermanfaat, baik dari segi
pemanfaatan sampah juga sebagai upaya strategis melatih masyarakat menggunakan
energi alternatif. Menurut Siteur
(1996), bahwa
peningkatan pemakaian energi sejak 1970-an telah menimbulkan krisis energi, hal
ini dikarenakan suplai energi yang tidak dapat mengimbangi besarnya kebutuhan
energi yang meningkat dari tahun ke tahun. Pemakaian energi dari kayu bakar
yang selama ini dilakukan, akan berakibat pada penggundulan hutan yang mana ini
akan membawa kerusakan hutan (deforestration), hal ini memaksa kita
untuk melakukan diversifikasi sumber energi antara lain, memanfaatkan sampah
ataupun limbah sebagai sumber energi alternatif.
Limbah
pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari
suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak
atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang
negatif, karena diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan, penanganan dan
pembuangannya. Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara
khusus untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Pembuatan briket dari limbah sebagai bahan bakar
alternatif pengganti minyak, bisa menjadi salah satu upaya kita sebagai
masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbulan sampah, khususnya dalam
sektor rumah tangga. Selain itu, pembuatan briket sebagai bahan bakar pengganti
minyak juga dapat menjadi alternatif masalah krisis energi pada saat ini.
Minyak tanah yang sudah mulai langka, harga gas elpiji yang melambung tinggi
juga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk segera menciptakan bahan bakar
alternatif yang mudah didapat, ekonomis dan juga memiliki manfaat yang sama
seperti bahan bakar minyak dan gas. Selain itu juga salah satu kelebihan briket
dibanding dengan arang biasa yaitu daya panasnya lebih tinggi dan tahan lama.
Kawasan desa Tampabatu, memiliki lahan yang cocok untuk tanaman pertanian dan
perkebunan. Salah satu tanaman yang menjadi komoditas utama adalah jagung.
Dalam mengolah jagung masyarakat desa Tampabatu hanya mengambil biji dari
jagung tersebut sedangkan tongkol jagung yang telah tidak terpakai biasanya
hanya terbuang begitu saja. Hal ini berpotensi
meningkatkan limbah organik yang ada di desa
tersebut.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat
dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah cara mengolah limbah tongkol jagung menjadi
bahan alternative
pengganti minyak tanah?
2.
Bagaimanakah cara masyarakat dapat memahami cara
pembuatan arang
briket serta dapat memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis?
1.3
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan
dari pelaksanaan program ini yaitu :
1.
Untuk mengolah limbah tongkol jagung sebagai alternative
pengganti minyak tanah di desa Tampabatu.
2.
Agar masyarakat dapat memahami cara pembuatan arang briket serta dapat
memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Adapun manfaat
dari pelaksanaan program ini yaitu untuk menambah pengetahuan dibidang
pengembangan IPTEK bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya pelatihan pembuatan arang
briket menunjang mahasiswa untuk lebih berinovasi dalam berkarya. Terlaksananya
program ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa Tampabatu untuk dapat membuat arang
briket dari limbah tongkol jagung serta membantu mengatasi permasalahan dalam
pengolahan sampah khususnya sampah organik, yakni mengurangi jumlah timbunan
sampah. Selain itu, dapat menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat
sekaligus bernilai ekonomis bagi masyarakat. Pemanfaatan limbah tongkol jagung
dijadikan arang briket merupakan terobosan baru yang nantinya akan melahirkan
karya yang lebih besar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN ARANG BRIKET
Arang
merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang
mengandung karbon terutama biomass kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan
sebagai sumber energi. Briket arang sampah merupakan
salah satu jenis bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui, dibuat
dari aneka jenis sampah seperti ranting, daun-daunan, rumput, jerami, sampah
pasar, sampah pertanian dan sampah industri yang diolah melalui proses
karbonisasi. Karbonisasi merupakan suatu
proses untuk mengkonversi bahan organik menjadi arang, pada proses karbonisasi
akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, H2, formaldehid,
asam format dan asetat serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2,
H2O dan zat cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai
nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor. Briket
arang sampah merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif dan dapat
digunakan sebagai substitusi bahan bakar konvensional (Hendra, 2007).
2.2 ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK
Limbah
pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari
suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak
atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang
negatip, karena diperlukan beaya tambahan untuk pengumpulan ,penanganan dan
pembuangannya. Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara
khusus untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Nisandi, 2007).
Tongkol jagung merupakan salah satu
limbah bagian tanaman yang belum banyak dimanfaatkan. Tongkol jagung memiliki
kandungan serat kasar yang cukup tinggi, yakni 33 %. Kandungan selulosa sekitar
44,9 % dan kandungan lignin 33,3 % memungkinkan tongkol jagung dijadikan energi
alternative. Briket arang adalah arang yang dirubah bentuk, ukuran, dan
kerapatannya dengan cara mengepres campuran serbuk arang dengan bahan perekat.
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan agar ikatan antar partikel semakin kuat.
Teknologi pembuatan briket arang sudah dilakukan dengan menggunakan system
kempa hidrolik secara manual dan semi manual. Proses pembuatan briket arang
terdiri dari empat tahap pengerjaan yaitu pembuatan serbuk dan pengayakan,
pencampuran serbuk arang dengan zat pengikat, pengeringan dan pengemasan.
Perbandingan massa arang : massa bahan perekat adalah 9:1, 8:2 dan 7:3. Arang
briket merupakan salah satu bahan bakar alternative yang cukup berkualitas.
Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang sederhana, tapi panas
(nyala api) yang dihasilkan cukup besar, cukup lama dan aman. Bahan bakar ini
cocok digunakan untuk para pedagang atau pengusaha yang memerlukan pembakaran
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan yang dapat diperoleh
dari penggunaan arang briket antara lain adalah biayanya sangat murah. Alat
yang digunakan dalam pembuatan arang briket cukup sederhana dan bahan bakunya
pun sangat murah bahkan tidak perlu membelinya karena berasal dari sampah,
daun-daun kering dan limbah pertanian yang sudah tidak berguna lagi. Bahan baku
untuk membuat arang pada umumnya telah tersedia disekitar kita. Arang briket
dalam penggunaannya menggunakan tungku yang relative kecil dibandingkan dengan
tungku lainnya. Arang briket tongkol jagung merupakan arang briket yang terbuat
dari limbah tongkol jagung. Briket ini banyak memiliki kelebihan diantaranya
adalah mudah dibuat, murah, praktis, bahan bakunya mudah didapat dan melimpah,
mudah digunakan, aman dan ringan. Sementara kekurangan briket ini tidak mudah dimatikan
dengan cepat dan pijar api tidak mudah tampak walaupun panas sekali.
Kandungan
yang paling banyak dalam arang briket ini adalah silica (SiO2).
Tingginya presentase silica disebabkan karena tingginya kadar abu dalam arang
briket, dimana zat yang terkandung dalam abu adalah silica. Briket tongkol
jagung ini mengandung unsure sulfur yang rendah. Rendahnya persentase sulfur
dalam briket ini dan juga tidak berikatan dengan oksigen, maka tidak
menghasilkan polusi jika dijadikan sebagai bahan bakar rumah tangga pengganti
bahan bakar fosil seperti minyak dan gas elpiji.
Arang
briket tongkol jagung digunakan untuk mendidihkan sebagai uji coba. Tiga liter
air dididihkan dengan menggunakan 150 gram arang briket tongkol jagung. Briket
menyala setelah empat menit pembakaran. Suhu awal air sebelum dipanaskan 20oC
dan mendidih pada suhu 100oC selama 25 menit untuk briket dengan
perekat kanji dan 30 menit untuk briket dengan perekat sagu. Sebagai
pembanding, tiga liter air dididihkan juga dengan minyak tanah. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa semakin banyak kalor yang dilepaskan bahan bakar
untuk mendidihkan air, maka semakin cepat pula laju kenaikan temperature air.
Semakin besar persentase bahan perekat, maka semakin tinggi pula kadar air dan
kadar abunya, sehingga nilai kalornya menurun. Briket tongkol jagung dengan
perekat kanji 10% mempunyai nilai kalor tertinggi, yaitu 5484,54 kkal/kg
(Anonim, 2013).
2.3 PRINSIP PEMBUATAN BRIKET DARI SAMPAH ORGANIK
Membuat briket sampah tidaklah terlalu sulit.
Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa sampah
dibuat arang dengan cara dibakar dalam tanah
tertutup. Jika dibakar di dalam ruang atau tabung terbuka maka sampah yang
dibakar akan menjadi abu.. Setelah menjadi arang, sampah bakar kemudian
digiling atau ditumbuk hingga berbentuk bubuk arang. Selanjutnya, bubuk arang
tersebut dicampur dengan adonan perekat yang terbuat dari kanji. Perbandingan
campurannya, setiap satu kilogram adonan perekat, campuran bubuknya sebesar
sepuluh kilogram (1 kg adonan perekat: 10 kg bubuk arang). Setelah itu barulah
dilakukan pencetakan dan pengepresan. Pengepresan merupakan bagian sangat
penting karena menyangkut kualitas kepadatan briket. Semakin padat briket,
makin semakin tinggi daya nyala apinya. Proses pencetakan briket menentukan
briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun beragam, ada yang kotak dan ada
juga yang bulat. Setelah proses pencetakan selesai, briket yang masih basah itu
kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama kurang lebih 2 hari. jika tak
ada panas, atau pada saat musim hujan, briket yang masih basah cukup didiamkan
selama 4 hari. Setelah kering, briket pun siap digunakan.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
3.1. SEJARAH SINGKAT DESA
Menurut
sejarahnya desa Tampa Batu telah ada sejak tahun 1945, dengan cikal bakal
berdirinya adalah merupakan pindahan dari desa yang ada di pulau Una-Una
sekaligus dengan masyarakat pindah di daratan Kecamatan Ampana Tete.
Desa
Tampa Batu sebelum bergabung dengan kecamatan Ampana Tete merupakan desa di wilayah
kecamatan Una-Una yang akibat letusan gunung colo di Una-Una pada tanggal 23
Juli 1983 maka dengan secara otomatis desa ini bergabung dengan desa yang ada
di daratan Ampana yaitu tepatnya di Padang Uloyo Kecamatan Ampana Tete.
Terlepas
dari sejarah panjang perkembangan Desa Tampa Batu nama Tampabatu diambil dari
bahasa kaili yang berasal dari kata “tampo” yang berarti “tempat”. Sebelum
Tampa Batu bergabung dengan Kecamatan Ampana Tete, tempat yang di huni bernama
Padang Uloyo dan kemudian diubah menjadi desa Tampa Batu.
1. Pemimpin
Desa Tampabatu
Desa
Tampabatu telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, adapun
nama-nama pemimpin Desa Tampabatu adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Nama-Nama Kepala Kampung dan
Kepala Desa Tampabatu :
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Masa Jabatan
|
1.
|
Abdul Latif
Suma
|
PJS
|
1983-1986
|
2.
|
Moh.
Syahril Saini
|
|
1986-1999
|
3.
|
Edwar Rakib
|
|
1999-2000
|
4.
|
Djamal
Matani
|
|
2000-2011
|
5
|
Iswanto S.
Arbi
|
|
2011-2017
|
Dari tabel diatas
menggambarkan bahwa Desa Tampabatu telah mengalami 5 kali pergantian
kepemimpinan, baik dari masa kepemimpinan Kepala Kampung Tampabatu sampai
dengan kepemimpinan Kepala Desa Tampabatu sekarang. Banyaknya pergantian
kepemimpinan Desa Tampabatu merupakan satu bukti bahwa Desa Tampabatu terbentuk
dengan proses yang panjang.
3.2. KONDISI GEOGRAFIS
1.
Letak dan Batas Wilayah
a. Letak
Letak geografis Desa Tampabatu terletak di jalan poros
sangat menguntungkan, karena jalur transportasi (jalan) menjadi perhatian
khusus dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten. Meski demikian,
program-program pembangunan yang masuk di desa ini, kurang lebih sama dengan
desa-desa lainnya, mendapat perhatian proporsional dari pemerintah kabupaten
berdasarkan skala prioritas pembangunan.
Desa Tampabatu
secara struktural merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem
perwilayahan Kecamatan Ampana Tete.
Desa Tampabatu adalah salah satu desa dari 17 desa yang ada di Kecamatan Ampana
Tete yaitu Desa Urundaka, Borone, Tete A, Giri Mulyo, Balanggala, Bantuga,
Longge, Kajulangko, BUlan Jaya, Balingara, Sabo, Uebone, Bulan Jaya, Wanasari,
Pusungi, dan Mantangisi.
Untuk melihat secara orbitasi atau jarak Desa
Tampabatu dengan pusat pemerintahan
adalah sebagai berikut:
1.
Jarak
dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah : 415 Km
2.
Jarak
dari Ibu Kota Kabupaten Tojo Una-Una : 48 Km
3.
Jarak
dari Ibu Kota Kecamatan Ampana Tete : 23
Km
Dengan melihat letak dan jarak Desa Tampabatu dengan
pusat pemerintahan Kabupaten Tojo Una-Una serta tersedia fasilitas akses dengan
jalan darat, maka wilayah ini termasuk dalam kawasan yang yang mudah untuk
dijangkau. Dengan kondisi ini, maka aksesibilitas transportasi dari dan ke desa
ini cukup lancar, bahwa menjadi jalan lintas antar Kota antar Kabupaten.
b. Batas
Wilayah
Secara
administratif Desa Tampabatu dibatasi dengan desa-desa sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan
dengan Laut
2. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Pegunungan
3. Sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Sabo
4. Sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Balanggala
c. Luas
Wilayah
Luas wilayah Desa Tampabatu seluruhnya
adalah 78 Km2 sekitar 9,80 %
dari seluruh wilayah Kecamatan Ampana Tete Luas wilayah tersebut tediri atas
pemukiman, areal pertanian dan perkebunan, kuburan, pekarangan, serta
perkantoran dan fasilitas umum, dan selain itu adalah rawa, hutan, dan lahan kering.
Perluasan areal (ekstensifikasi)
pertanian dan perkebunan diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan
perkebunan. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
lahan maka informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan,
ketersediaan, dan kebutuhan terhadap sumber daya lahan sangat penting. Untuk
itu Pemerintah Desa sebaiknya melakukan pendataan tentang ketersediaan
lahan untuk pengembangan pertanian dan perkebunan.
Data tentang ketersediaan lahan untuk
pengembangan pertanian dan perkebunan desa merupakan himpunan peta-peta
ketersediaan lahan pada desa yang berisikan informasi wilayah-wilayah potensial
tersedia untuk pengembangan komoditas pertanian tanaman semusim pada lahan
basah (rawa dan non rawa), tanaman semusim lahan kering, dan tanaman tahunan
pada lahan kering.
2. Keadaan
Tanah dan Air
Secara geografis Desa Tampabatu
termasuk dalam dataran sekitar 60 %, perbukitan sekitar 25 % dan pegunungan
sekitar 15 % dan pusat desa berada
sekitar 8 m diatas permukaan laut. Keadaan tanah di Desa Tampabatu warna merah
keabu-abuan dengan tekstur berpasir dengan tingkat kemiringan 150-250.
Dengan melihat kondisi tanah tersebut maka wilayah Desa Tampabatu memiliki
kecenderungan cocok untuk tanaman pertanian dan perkebunanan komoditi coklat
dan kelapa.
3. Keadaan
Iklim dan Curah
Hujan
Desa Tampabatu
termasuk kedalam golongan daerah yang curah hujannya sekitar 6 bulan atau bulan
panasnya seimbang dengan musim hujan, sehingga desa ini termasuk daerah
beriklim dingin dan tropis dengan suhu rata-rata 30 0C.
3.3. KONDISI DEMOGRAFIS
1.
Jumlah Penduduk
Penduduk
adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus
menerus. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
Jumlah
penduduk Desa Tampabatu secara keseluruhan adalah 1.009 jiwa yang terdiri dari
535 jiwa laki-laki dan 474 jiwa adalah perempuan, dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 249 KK.
Dengan
melihat jumlah penduduk serta luas wilayah Desa Tampabatu maka dapat dikatakan
bahwa tingkat kepadatan Desa Tampabatu hanya sekitar 13 jiwa per 1 Km2. Bila dibandingkan dengan desa lain termasuk
masih cukup kecil tingkat kepadatannya, apalagi bila dibandingkan dengan
wilayah perkotaan. Artinya bahwa dalam 1 Km2 tanah yang ada di Desa
Tampabatu hanya didiami sekitar 13 jiwa, Atas dasar itu maka wilayah ini masih
sangat potensial untuk melakukan perluasan areal baik perkebunan maupun kawasan
lainnya. Sedangkan bila dilihat dari jumlah jiwa per KK sekitar 4 jiwa per KK,
bahwa setiap KK didiami sekitar 4 anggota keluarga. Dengan melihat tingkat
kepadatan per jiwa dan per KK maka Desa Tampabatu masih cukup memberikan
peluang untuk dapat dikembangkan dari aspek pertanian perkebunan bila dilihat
dari tingkat kepadatannya. Gambaran tersebut menunjukan bahwa potensi sumber
daya manusia yang memiliki peran yang cukup besar dalam menggerakan potensi
sumber daya alam yang cukup melimpah di Desa Tampabatu Kecamatan Ampana Tete.
Dengan
ketersediaan sumber daya alam yang cukup luas, maka penduduk merupakan salah
satu bagian yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan yaitu sebagai
subyek dalam menggerakan potensi yang tersedia di Desa Tampabatu.
2.
Jumlah Penduduk Menurut
Kelompok Umur
Kebijakan pembangunan di segala bidang senantiasa
ditujukan bagi kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu data kependudukan
berdasarkan kelompok usia merupakan salah satu data dasar yang memegang peranan
sangat penting dalam menentukan kelompok sasaran dan penerima manfaat kebijakan
pembangunan. Salah satu penggunaan data penduduk berdasarkan kelompok umur
adalah untuk menghitung jumlah angkatan kerja, rasio ketergantungan (dependency
ratio) produktivitas penduduk, tingkat fertilitas melalui pendekatan rasio
ibu dan anak (Child Woman Ratio), dll.
Data ini untuk mendeskripsikan dengan lebih lengkap
tentang informasi keadaan kependudukan di Desa
Tampabatu maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan
menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka
perlulah dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel
4.Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur
No.
|
Golongan Usia
|
Penduduk (Jiwa)
|
Presentase
|
||||
1.
|
0
|
Bln
|
-
|
5
|
Thn
|
176
|
17,6
|
2.
|
6
|
Thn
|
-
|
16
|
Thn
|
383
|
38,3
|
3.
|
17
|
Thn
|
-
|
25
|
Thn
|
179
|
17,9
|
4.
|
26
|
Thn
|
-
|
40
|
Thn
|
389
|
38,9
|
5.
|
41
|
Thn
|
-
|
59
|
Thn
|
253
|
25,3
|
6.
|
60
|
Thn
|
-
|
Keatas
|
86
|
8,6
|
|
Jumlah
|
1.466
|
146,6
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa
distribusi penduduk yang pada usia sekolah tingkatan SD, SMP dan SMA sebesar
28,6 %. Dengan melihat kondisi tersebut diatas
maka kecenderungan Desa Tampabatu cukup seimbang antara jumlah usia produktif
dan usia non produktif. Namun perlu diingat bahwa pada umur usia tentunya
masyarakat banyak terserap pembiayaan dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam hal
ini pendidikan.
Banyaknya usia produktif akan berdampak pada pertama, semakin dekatnya
emosional yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Bentuk emosional ini sangat
erat dan dapat dilihat dalam aktifitas kehidupan sehari-hari mereka, misalnya:
gotong-royong mingguan, pertemuan rutin RT, pertemuan rutin Dusun, pertemuan
ibu-ibu, menjenguk tetangga yang sedang sakit, maupun pertemuan-pertemuan
ritual dan lain sebagainya, dimana datang dalam forum-forum tersebut bagi
masyarakat Desa Tampabatu adalah sebuah ‘kewajiban’ yang tidak bisa
ditinggalkan sebagai bentuk rasa solidaritas persaudaraan. Kedua, dengan lebih
banyaknya penduduk berusia produktif, mereka menjadi modal penggerak dalam
proses pembangunan yang ada. Di sisi lain, antusiasme dan partisipasi perempuan
dalam proses pembangunan di Desa Tampabatu dapat dilihat di berbagai bidang,
mulai dari pertanian, produksi rumah tangga bahkan buruh pun banyak diantara
mereka juga ikut terlibat.
3.
Jumlah Penduduk Menurut
Jenis Kelamin
Persebaran penduduk Desa Tampabatu, cenderung tidak
merata. Dominasi kepadatan penduduknya lebih cenderung bermukim secara
berkelompok, kawasan permukiman lebih terkonsentrasi di kawasan jalan yang bisa
dilalui seluruh jenis kendaraan.
Namun selama ini yang menjadi kekurangan warga Desa
Tampabatu adalah mereka lebih memposisikan perempuan berperan menjadi pelaksana
dibandingkan menjadi inisiator, sebagai contoh ketika mereka diundang untuk
melaksanakan kerja bakti atau posyandu, maka mereka akan datang dengan
semangat, tetapi ketika mereka diundang untuk bermusyawarah mengenai apa yang
akan dilakukan untuk mengembangkan Desa Tampabatu, mereka akan lebih banyak
diam, dan tidak menuangkan ide-ide mereka dalam pertemuan tersebut. Padahal
apabila kita melihat jumlah perempuan yang ada di Desa Tampabatu hampir
sebanding dengan jumlah laki-laki. Untuk lebih jelasnya informasi tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Data ini merupakan data perbandingan jumlah penduduk
menurut jenis kelamin.
Tabel
5. Jumlah Penduduk menurut Jenis KelaminDesa Tampabatu
No.
|
Jenis
Kelamin
|
Penduduk
(Jiwa)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Laki-Laki
|
746
|
74,6
|
2.
|
Perempuan
|
730
|
73,0
|
Jumlah
|
1.476
|
147,6
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jumlah penduduk Desa Tampabatu menurut jenis kelamin ada perbedaan,
jumlah laki-laki berjumlah 746 jiwa atau 74,6% sedangkan wanita berjumlah 730
jiwa atau 73,0%.
Gambar 1. Presentase jumlah penduduk
Jumlah penduduk merupakan modal
pembangunan tetapi juga bisa menjadi beban dalam pembangunan, oleh karena itu
pembangunan sumber daya manusia dan pengarahan mobilitas penduduk perlu
diarahkan agar mempunyai ciri dan karateristik yang mendukung pembangunan.
4.
Jumlah Penduduk Menurut
Agama
Dari segi agama, Indonesia mengakui adanya perbedaan.
Untuk tetap menjaga perbedaan yang ada, masing-masing warga negara perlu
meningkatkan internalisasi terhadap ajaran agama yang dianutnya. Jika penganut
agama memahami agamanya secara benar, maka kepekaan sosial budaya mereka
terhadap kondisi masyarakat sekitar seharusnya lebih diutamakan.
Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan
Yang Maha Esa maka perikehidupan
beragama dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
didasarkan atas kebebasan menghayati dan mengamalkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
sesuai dengan falsafah Pancasila.
Pembangunan Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa ditujukan untuk pembinaan suasana hidup rukun, di antara sesama umat beragama
dan, semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta meningkatkan
amal dalam bersama-sama membangun, masyarakat.
Manusia adalah anggota masyarakat disamping harus
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan Negara maka harus
bertanggung jawab pula kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan apa
yang diperintahkan dan menjauhi apa yang menjadi laragan-Nya. Pemeluk agama di
Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
6. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut :
No.
|
Agama
|
Penduduk
|
Persentase (%)
|
1.
|
Islam
|
1.466
|
98,6
|
2.
|
Kristen
|
5
|
0,5
|
3.
|
Hindu
|
4
|
0,4
|
4.
|
Budha
|
1
|
0,1
|
5.
|
Kepercayaan Kepada Tuhan YME
|
-
|
-
|
Jumlah
|
1.476
|
100
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari tabel di atas dapat di ketahui
bahwa masyarakat penganut agama yang ada di Desa Tampabatu pada tahun 2012
dengan presentase penganut agama Islam 98,6% dan penganut agama Kristen 0,5%.
Dengan melihat struktur sosial yang
ada di Desa Tampabatu menunjukan bahwa
masyarakatnya secara keseluruhan memeluk agama Islam. Dengan melihat kondisi
ini maka ada kecenderungan tokoh sentral di dalam desa diperankan oleh tokoh
agama. Sehingga tokoh ini memiliki peran yang kuat baik dalam proses
perencanaan desa maupun dalam mekanisme kontrol atas pelaksanaan pembangunan
dalam desa. Dengan homogenitas masyarakat Desa Tampabatu pada aspek relegius
maka komunikasi yang paling efektif dalam melakukan sosialisasi program desa
berada di tempat peribadatan. Sehingga peran sarana ibadah selain sebagai tempat
beribadat juga dapat diperankan dalam penyebaran-penyebaran informasi berkaitan
dengan kepentingan publik.
5. Jumlah
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal
Eksistensi pendidikan
adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang
tinggi maka akan memacu tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya
akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan
sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan
mengentaskan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika
berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih
maju dan tidak gagap teknologi.
Pendidikan yang ditempuh oleh penduduk
Desa Tampabatu memang berbeda-beda karena latar belakang keluarga yang
berbeda-beda pula. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, antara lain yang paling utama
yaitu faktor ekonomi, karena faktor ekonomi sangat mendukung terhadap
kelangsungan pendidikan seseorang, sehingga tidak adanya biaya yang cukup
membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel
7. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
No.
|
Jenis Pendidikan
|
Penduduk (Jiwa)
|
Persentase
|
1.
|
TK/Belum
Sekolah/Tidak Sekolah
|
119
|
11,8
|
2.
|
Sedang
Bersekolah
|
213
|
21,1
|
3.
|
Tidak Tamat
SD
|
89
|
8,8
|
4.
|
Tamat SD
|
166
|
16,5
|
5.
|
Tidak Tamat
SMP
|
98
|
9,7
|
6.
|
SMP/SLTP
|
187
|
18,5
|
7.
|
Tidak Tamat
SMA
|
42
|
4,2
|
8.
|
SMA/SLTA
|
76
|
7,5
|
9.
|
AKADEMI/DI-D3
|
7
|
0,7
|
10.
|
SARJANA/S1-S3
|
15
|
1,5
|
Jumlah
|
1.009
|
100
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Rentetan
data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Tampabatu
hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan
tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi, keadaan ini merupakan
tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan
berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa
Tampabatu, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang
ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya
Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Tampabatu yaitu melalui pelatihan dan kursus.
Misalnya pelatihan ketrampilan yang bekerja sama dengan instansi terkait dengan
gagasan tersebut nantinya Desa Tampabatu mampu menyiapkan tenaga-tenaga trampil
sesuai kebutuhan.
3.4. KONDISI
SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
1.
Jumlah Penduduk Menurut
Mata Pencaharian
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau desa sangat
dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam perlakukan pengelolaan
sumber daya alamnya. Karena dari aspek itu akan berpengaruh terhadap
perkembangan produksi pada berbagai komoditas yang diusahakan oleh masyarakat
setempat. Bila melihat jumlah penduduk dari aspek mata pencahariannya maka
hasil akhir adalah komoditas pertanian.
Untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bagi manusia adalah sangat dibutuhkannya makanan. Untuk memperoleh
makanan tersebut manusia berjuang demi kelangsungannya itu, usaha tersebut
dilihat dari kegiatan manusia berjuang demi kelangsungannya itu, usaha tersebut
dilihat dari kegiatan manusia itu dalam kehidupannya sehari-hari, setiap
manusia mempunyai usaha yang berbeda-beda menurut kemampuan mereka. Kegiatan
sehari-hari dalam mencari makanan tersebut sangat menentukan pola hidup diri
manusia itu beseta keluarganya.
Keadaan perekonomian masyarakat
Desa Tampabatu tergolong menengah ke bawah. Hal ini tidak terlepas dari faktor
pendidikan masyarakat desa tersebut yang tidak merata dan kebanyakan masyarakat
warga Desa Tampabatu adalah petani.
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai mata pencaharian
penduduk maka dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel
8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No.
|
Mata Pencaharian
|
Penduduk (Jiwa)
|
Persentase
|
1.
|
Pegawai
Negeri Sipil
|
25
|
2,5
|
2.
|
Guru Swasta
|
69
|
6,9
|
3.
|
Wiraswasta
|
2
|
0,2
|
4.
|
Petani
|
150
|
15,0
|
5.
|
Pertukangan
|
30
|
3,0
|
6.
|
Nelayan
|
59
|
5,9
|
7.
|
Peternak
|
56
|
5,6
|
8.
|
Lain-lain
|
203
|
2,3
|
Jumlah
|
659
|
100
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dengan melihat data-data tersebut, menunjukan bahwa desa
ini memiliki kecenderungan mengelola sumber daya alam lokal. Dimana sebagian
besar masyarakat Desa Tampabatu adalah berprofesi sebagai petani atau sekitar
80,7%. Dengan demikian bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat
Desa Tampabatu bergantung pada kemampuan sember daya alam serta sumber daya
manusianya. Perlakuan lain dapat diberikan dalam bentuk replikasi teknologi atas
pola penataan produksi dari mata pencaharian sebagai petani. Selain itu juga
dapat dilakukan perencanaan tentang inovasi teknologi untuk meningkatkan
produksi pertanian atau hasil kekayaan alam Desa Tampabatu.
Dalam kelompok diskusi kecil dibahas pandangan masyarakat
terhadap sebab-sebab kondisi masyarakat belum mencapai kondisi yang diharapkan.
Mayoritas kelompok masyarakat menjawab bidang pendidikan, kesehatan dan
perumahan disebut sebagai permasalahan penting yang dihadapi oleh masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidup. Namun, walaupun kadang-kadang ada keluhan dari
masyarakat bahwa kondisi rumah tangga belum seperti diharapkan, informasi lain
menunjukkan bahwa keadaan sebagian besar masyarakat relatif baik. Misalnya
banyaknya rumah yang memakai atap seng dan telah menggunakan lantai dan dinding
dari semen dan papan kayu atau sejenis. Selain itu sebagian masyarakat sudah
dapat menikmati listrik. Kondisi ini juga disadari dan disyukuri oleh
masyarakat yang terlihat dari adanya masyarakat yang mengatakan bahwa
kesejahteraan mereka meningkat sejak terbentuk kabupaten baru yaitu Kabupaten
Tojo Una-Una. Namun jaminan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang perlu
diperhatikan. Misalnya sebagian besar masyarakat menggantungkan penghidupan
pada pengelolaan sumber daya alam, sedangkan tingkat produksi semakin
berkurang. Sehingga kalau tidak ada usaha untuk meningkatkan produksi atau
beralih ke usaha lain tidak menutup kemungkinan kesejahteraan masyarakat
tersebut akan menurun.
2.
Keadaan Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Tojo Una-Una secara umum memiliki sumberdaya
pertanian yang luar biasa, utamanya lahan pertanian yang sangat luas. Tapi,
potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak orang yang memiliki lahan
sangat luas, tapi tidak dikelola dengan benar, dan sengaja hanya dijadikan
sebagai objek investasi spekulatif. Sementara bila ada orang yang mengolah
lahan pertanian, dia hanya sebagai buruh tani, bukan pemilik lahan. Jadi, ada
begitu banyak orang yang mengelola lahan pertanian, tapi mereka tidak memiliki
lahan itu. Mereka hanya membayar sewa kepada pemiliknya.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting
bagi sumber pendapatan masyarakat yang ada didaerah pedesaan. Khususnya di Desa
Tampabatu bahwa areal pertanian palawija dan perkebunan memiliki luas yang
paling dominan. Dengan kondisi ini, memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap kemampuan wilayah dalam pembangunan desa seiring dengan kemampuan
manusia sebagai masyarakat yang dominan sebagai masyarakat agraris.
Singkronisasi antara sumber daya manusia dan sumber daya
alam sangat berpengaruh dalam melakukan perencanaan pembangunan desa. Dari data
di bawah menunjukan bahwa lahan pertanian perkebunan komoditi kelapa dalam,
cengkeh dan coklat selain itu juga komoditi palawija antara lain Ubi kayu,
vanili dan pisang.
Informasi lain juga ada tanaman perkebunan lain seperti
Durian, Mangga, Manggis, dan Duku. Namun komoditi ini merupakan tanaman sisipan
atau tumpang sari diantara tanaman lainnya.
Tabel 9. Jenis Hasil dan Produktifitas Pertanian/Perkebunan
No.
|
Jenis Pertanian/ Perkebunan
|
Luas (Ha)
|
Produktifitas
|
1.
|
Kelapa
|
36
|
|
2.
|
Coklat
|
6
|
|
3.
|
Kopi
|
8
|
|
4.
|
Jagung
|
145
|
|
5.
|
Kacang Tanah
|
13
|
|
9
|
Palawija
|
65
|
|
Jumlah
|
273
|
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari
data produktifitas pertanian dan perkebunan diatas jenis kelapa dan coklat
merupakan tanaman pertanian dan perkebunan yang yang sangat dominan. Oleh sebab
itu revitalisasi pertanian dan pembangunan pedesaan merupakan salah satu pilar
pembangunan nasional harus didukung dengan pemenuhan kebutuhan pendukung
produksi (khusunya pertanian) dan pemenuhan kebutuhan dasar petani dan
keluarganya.
Untuk mengembangkan pertanian menuju
sistem pertanian berkelanjutan yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan, maka
diperlukan upaya-upaya berupa Reformulasi Paradigma Pengembangan Pertanian dan
Restrukturisasi (menata kembali) Kelembagaan Pertanian. Reformulasi paradigma
pengembangan pertanian merupakan proses yang bertujuan agar semua pemangku
kepentingan (stakeholders) di bidang
pertanian memiliki kesatuan atau kesamaan dalam pola pikir dan cara pandang
tentang pengembangan pertanian ke depan.
3.
Peternakan
Selain Sub Sektor pertanian, usaha yang dilakukan
penduduk Desa Tampabatu adalah beternak. Namun dari data yang
terlihat pada tabel sebelumnya bahwa masyarakat Desa Tampabatu tidak ada yang
berprofesi sebagai peternak. Dengan
demikian bahwa sub sektor pertanian peternakan bukanlah menjadi mata
pencaharian pokok warga Desa Tampabatu. Artinya bahwa dalam kepemilikan ternak
tidak dilakukan tatalaksana yang intensif dan lebih memiliki kecenderungan
pemeliharaan tradisional.
Walaupun demikian, data ini sangat penting sebagai sebuah
informasi awal tentang jenis-jenis ternak yang di pelihara oleh masyarakat Desa
Tampabatu. Dengan informasi awal tentang kesesuaian jenis ternak di Desa
Tampabatu dapat dijadikan informasi awal kepada para pihak yang memiliki
kepentingan serta ketertarikan untuk pengembangan sub sektor ini. Data tentang
kepemilikan ternak di Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
10. Keadaan Peternakan
No.
|
Jenis Ternak
|
Jumlah (ekor)
|
Keterangan
|
1.
|
Sapi
|
150
|
|
2.
|
Kambing
|
300
|
|
3.
|
Ayam Kampung
|
750
|
|
4.
|
Bebek
|
325
|
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jenis ternak yang
paling banyak dipelihara oleh penduduk Desa Tampabatu adalah sapi, kambing dan
ayam kampung. Selain itu juga terdapat ternak ruminansia kecil seperti bebek
dan itik.
Berdasar pada data diatas, bahwa
wilayah Desa Tampabatu bisa dimungkinkan
untuk pengembangan ternak ruminansia besar maupun kecil (sapi, kambing, dan
unggas) ini menunjukan adanya kesesuaian lahan untuk dapat dijadikan lokasi
peternakan tradisional dengan sistem pengembalaan lepas di sekitar wilayah
areal perkebunan, serta dapat menfaatkan limbah hasil panen petani setempat.
4.
Sarana Perekonomian
Sarana perekonomian di suatu desa
sangat penting keberadaannya. Karena dengan ketersediaan sarana perekonomian
masyarakat desa akan dapat mudah mengakses kebutuhan harian yang diperlukan
baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. Berikut ini dapat dilihat di tabel
mengenai sarana perekonomian di Desa Tampabatu.
Tabel
11. Sarana Perekonomian.
No.
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Pasar
|
1
|
Mingguan
|
2.
|
Toko
|
|
|
3.
|
Kios
|
14
|
Skala Kecil
|
4.
|
Warung
|
3
|
|
Jumlah
|
18 unit
|
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana ekonomi di Desa
Tampabatu belum cukup memadai, karena belum tersedia pasar sebagai pusat
pertukaran barang dan jasa. Namun dengan kekurangan sarana ini tidak menghambat
masyarakat dalam memenuhi keperluan 9 bahan pokok sehari-hari. Hal ini memang
sangat dimungkinkan karena Desa Tampabatu merupakan desa yang bisa dijangkau
oleh seluruh jenis alat transportasi. Sehingga untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dalam jumlah besar dapat dilakukan setiap minggu sekali pada hari
pasar di desa lain.
5. Agama
Pola
penghayatan dan pengamalan Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dimaksudkan pula untuk mewujudkan sikap hidup yang mampu mendorong usaha-usaha
pembangunan bersama-sama membantu mengatasi berbagai problema sosial kultural
yang timbul sebagai akibat dan menghambat proses kemajuan pembangunan itu
sendiri. Di samping menumbuhkan dan mengembangkan motivasi yang hidup
dikalangan masyarakat dan lembaga-lembaga keagamaan untuk dijadikan dasar dan
modal kultural keikut-sertaan ummat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam proses dan gerak pembangunan.
Sarana peribadatan sangatlah diperlukan dalam
meningkatkan keimanan manusia kepada sang pencipta, ini juga dijelaskan dalam
pembukaan UUD 1945 pasal 29 yang isinya masyarakat diwajibkan untuk memeluk
agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Begitupun masyarakat Desa Tampabatu yang tidak pernah lupa akan
kewajibannya untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinannya. Adapun jumlah
sarana peribadatan sebagai berikut:
Tabel
12. Sarana Peribadatan
No.
|
Jenis Sarana Peribadatan
|
Jumlah
(Unit)
|
Keterangan
|
1.
|
Masjid
|
1
|
Baik
|
2.
|
Langgar/Musholah
|
1
|
Baik
|
3.
|
Gereja
|
|
|
4.
|
Pura/Vihara
|
|
|
Jumlah
|
2 Unit
|
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari tabel yang ada di atas
menunjukkan bahwa Desa Tampabatu hanya memiliki satu jenis sarana peribadatan
yaitu masjid sebanyak 1 unit. Hal ini karena penganut agama di Desa Tampabatu
mayoritas beragama Islam. Penganut agama Islam yang mayoritas di desa ini
menjadikan desa ini nampak Religius.
Dengan jumlah sarana ibadah dan penganut agama yang ada
di Desa Tampabatu, perlu adanya penambahan sarana-sarana yang diperlukan bagi
pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Penambahan tempat ibadah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menghayati dan mengamalkan tatanan kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tercipta masyarakat dengan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus bakti dan cinta tanah air,
Negara serta Bangsa Indonesia.
6.
Sarana Kesehatan
Dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya
bidang kesehatan untuk Desa Tampabatu telah tersedia Puskesmas Pembantu,
Poskesdes, dan Pos Keluarga Berencana (Pos KB). Dengan melihat ketersediaan
fasilitas tersebut maka salah satu kebutuhan dasar yaitu kesehatan masyarakat
Desa Tampabatu sudah dapat terlayani.
Dengan tersedianya fasilitas Poskesdes maka pelayanan
kesehatan bagi masyarakat Desa Tampabatu masih ditangani oleh tenaga medis
bidan, serta peralatan medis yang sudah cukup memadai.
Berikut data-data jenis sarana kesehatan masyarakat yang
telah ada di Desa Tampabatu.
Tabel
13. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Desa Tampabatu
No.
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Puskesmas
|
|
|
2.
|
Puskesmas
Pembantu
|
1
|
|
3.
|
Poskesdes
|
|
|
4.
|
Posyandu
|
1
|
Aktif
|
5.
|
Pos KB
|
1
|
Aktif
|
Jumlah
|
3 Unit
|
|
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu
2012
Dari uraian tabel diatas bahwa di Desa Tampabatu telah
tersedia sarana kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu 1 unit, , Posyandu 1 unit,
dan Pos KB 1 unit yang dibangun dan dijalankan oleh pemerintah. Selain itu ada
tenaga dukun dan kader Posyandu. Dalam diskusi kelompok kecil seluruh lapisan
masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjangkau biaya pengobatan.
Sebagian warga menggunakan kartu sehat supaya ada keringanan biaya berobat,
namun tidak semua rumah tangga dapat kartu sehat.
7.
Sarana Pendidikan
Kebutuhan dasar lainnya yang juga sangat penting adalah
pelayanan unutuk mendapatkan pendidikan. Berbicara tentang kebutuhan dasar maka
ini menjadi tanggung jawab Negara atas rakyatnya untuk mendapat pendidikan
minimal pendidikan dasar 9 tahun. Berkaitan dengan hal tersebut maka fasilitas
pendidikan menjadi sangat penting.
Pendidikan di Desa Tampabatu
Kecamatan Ampana Tete merupakan salah satu prioritas dan merupakan kebutuhan
primer bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan maka akan membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas dimana merupakan salah satu modal untuk meningkatkan pembangunan,
dan untuk itu pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una membangun berbagai macam
fasilitas pendidikan yaitu sekolah-sekolah. Untuk melihat fasilitas
pendidikan yang telah tersedia di Desa
Tampabatu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
14. Sarana Pendidikan
No.
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
TK
|
1
|
Swasta
|
2.
|
SD
|
1
|
Negeri
|
3.
|
SLTP
|
1
|
Negeri
|
4.
|
SMA/SMK
|
|
|
Jumlah
|
3 unit
|
|
Sumber :
Data Monografi Desa Tampabatu 2012
Dari uraian tabel di atas
menggambarkan bahwa di Desa Tampabatu telah tersedia fasilitas pendidikan Taman
Kanak-Kanak berstatus Swasta, Sekolah Dasar berstatus Negeri, dan Sekolah
Menengah Pertama yang berstatus Negeri.
Dengan
telah tersedianya Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan maka masyarakat Desa
Tampabatu yang ingin melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan tidak perlu keluar
dari Desa Tampabatu atau melanjutkan ke sekolah lanjutan di luar Desa
Tampabatu. Dengan telah tersedianya prasarana pendidikan tersebut tentunya
masyarakat Desa Tampabatu telah mudah untuk dapat akses pendidikan. Namun
walaupun dengan telah tersedianya sarana fasilitas pendidikan tersebut animo
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya diharapkan semakin tinggi.
BAB
IV
METODE PENELITIAN
4.1 TIPE DAN DASAR PROGRAM
Program kerja
yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Tematik
Posdaya Angkatan 67
berdasarkan masukan dari masyarakat. Masukan-masukan tersebut merupakan
kebutuhan dari masyarakat sendiri. Dalam melaksanakan program tersebut,
terlebih dahulu dibutuhkan beberapa
strategi dan pendekatan kepada masyarakat dalam menggali dan menyusun program
kerja.
Adapun strategi dan pendekatan yang digunakan adalah :
a.
Observasi.
Observasi
dilakukan selama kurang lebih tujuh hari
untuk meninjau secara langsung kondisi geografis maupun karakteristik
masyarakat yang ada. Hal yang dilakukan adalah mengadakan silaturahmi baik pada
pendekatan persuasif personal maupun kelompok masyarakat, sasarannya adalah
seluruh masyarakat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat di lingkungan Tampabatu. Hal tersebut
merupakan tahapan sosialisasi dan menggali informasi terutama yang berhubungan
dengan keadaan desa
Tampabatu.
b. Wawancara
dan dokumetasi
Teknik pengumpulan data melalui tanya jawab responden
maupun informan untuk mendapatkan informasi yang didapatkan. Serta mengumpulkan
gambar-gambar yang ada.
4.2
PELAKSANAAN PROGRAM
a.
Waktu dan Tempat
Pembuatan arang
briket ini dilaksanakan pada minggu
ke dua Agustus 2013. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor desa Tampabatu.
b.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan arang briket antara lain : cangkul (untuk menggali tanah),
Sekop (untuk memindahkan arang), ember, tongkat kayu (pengaduk),
wadah (baskom/panci), cetakan briket (bamboo atau gelas), dan lesung (penumbuk). Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Sampah organik kering (tongkol jagung), tepung kanji dan minyak tanah, ranting dan dedaunan
(untuk menutup lubang)
c.
Cara Kerja
a) Siapkan
lubang galian pada tanah dengan ukuran 1 × 1,5 m
(untuk proses pembakaran/pengarangan sampah organik)
b) Sampah
organik (tongkol jagung) dimasukkan ke dalam lubang galian dan dibakar. Penyalaan awal dapat
dilakukan dengan menggunakan minyak. Selanjutnya, setelah api menyala, tongkol
jagung dapat dimasukkan ke dalam galian
tanah sedikit demi sedikit agar nyala api tidak
padam.
c) Selama
proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk secara
leluasa. Jika udara dapat keluar masuk lubang
galian maka pembakaran tidak akan menghasilkan
arang melainkan abu. Sehingga pada saat
pembakaran lubang dapat ditutup menggunakan ranting dan dedaunan.
d) Agar
proses pembakaran atau pengarangan merata, selama proses pembakaran tongkol
jagung bisa diaduk aduk
e) Bila
proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan. Jika proses mematikan api
agak susah bisa disiram dengan air sedikit.
f) Kumpulkan
arang yang terjadi dan simpan ditempat yang aman.
g) Siapkan
penumbuk, misalnya lesung, kemudian arang yang tersedia ditumbuk halus hingga
menjadi bubuk arang. Selanjunya kumpulkan bubuk arang tersebut pada suatu
tempat misalnya ember.
h) Siapkan
lem kanji dan encerkan dengan air panas.
i) Campurkan
kanji tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang lengket.
Selanjutnya, adonan diaduk-aduk agar semua bahan tercampur rata dan cukup
lengket.
j) Siapkan
cetakan briket. Bisa dibuat dari bambu
yang dipotong-potong dengan ukuran secukupnya. Atau bisa menggunakan gelas.
k) Setelah
cetakan siap, masukkan adonan yang telah disiapkan ke dalamnya dengan cara
dipadatkan, lalu setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari cetakan.
l) Setelah
dikeluarkan dari cetakan, jemur briket yang masih basah dibawah sinar matahari
sampai benar-benar kering.
4.3 BAGAN ALIR
BAB
V
PEMBAHASAN
Arang briket merupakan bahan bakar
alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran limbah organik, dalam hal
ini tongkol jagung. Pengubahan komponen kimia tongkol jagung menjadi bentuk
karbon (arang) ternyata dapat memperbaiki nilai pembakarannya ditinjau dari
nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih
menguntungkan dibandingkan dengan asalnya, serta
asap dan kotoran tersisa lebih sedikit. Perubahan tongkol jagung menjadi arang akan lebih
luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri.
Pada pelatihan ini terlebih dahulu
dilakukan pembuatan arang briket dan dilanjutkan dengan praktek kerja (pelatihan)
pembuatan arang
briket dari tongkol jagung. Dimana tongkol
jagung yang diambil dari masyarakat telah mengalami proses pengeringan karena
telah terjemur dibawah sinar
matahari hingga cukup kering. Hal ini untuk mempermudah dalam proses
pembakaran. Pembakaran tongkol jagung dilakukan 1 hari sebelum pelatiahan,.
Proses pembakaran dapat dilakukan dengan penambahan minyak tanah untuk awal
pembakaran agar memepermudah
proses pembakaran dan untuk selanjutnya tanpa menggunakan minyak tanah. Selama
proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk lubang galian secara leluasa, hal ini
dilakukan dengan menutup lubang dengan ranting dan dedaunan. Jika udara dapat keluar
masuk lubang galian
maka pembakaran tidak akan menghasilkan arang melainkan abu. Agar proses
pembakaran atau pengarangan merata, selama proses pembakaran tongkol jagung
bisa diaduk aduk. Bila proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan.
Jika proses mematikan api agak susah bisa disiram dengan air sedikit.
Selanjutnya proses penumbukan, tongkol
jagung yang telah menjadi arang ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang.
Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan kanji dengan bubuk arang
sehingga menjadi adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan diaduk-aduk agar
semua bahan tercampur rata dan cukup lengket. Kemudian masuk pada proses
pencetakan, cetakan dapat dibuat dari bambu
yang dipotong-potong dengan ukuran secukupnya dan juga gelas. Memasukkan adonan yang
telah disiapkan ke dalamnya dengan cara dipadatkan, lalu setelah padat dan
berbentuk, keluarkan dari cetakan. Setelah dikeluarkan dari cetakan, jemur
briket yang masih basah dibawah sinar matahari sampai benar-benar kering.
Pelatihan pembuatan arang briket dari tongkol jagung. Pelatihan ini
dilakukan untuk membahas metode pembuatan arang briket dari tongkol jagung dan
mendiskusikan manfaat dari arang
briket sebagai
alternative minyak tanah. Mengingat
prosedur pembuatan arang briket memerlukan waktu yang terbilang lama, maka pada
pelatihan kami hanya cenderung simulasi yaitu terbatas pada pembakaran tongkol
jagung hingga menjadi arang. Selanjutnya memberikan pemahaman kepada peserta
prosedur selanjutnya dan menunjukkan produk arang briket yang dihasilkan yang
telah kami lakukan pengolahan selama kurun waktu satu hari.
Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan target program kerja yang kami
susun dengan persentase terlaksananya 100%.
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan program profesi
Mahasiswa KKN Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 67 mengusung program kerja
Pelatihan Pembuatan arang briket dibidang Teknologi Tepat Guna. Dalam kegiatan
pelatihan pembuatan arang briket dari limbah organik (tongkol jagung), maka
dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan arang briket dapat dilakukan
menggunakan peralatan sederhana yang mudah didapatkan disekitar tempat tinggal
masyarakat Tampabatu.
Arang briket merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses
pembakaran limbah organik, dalam hal ini tongkol jagung. Pengubahan komponen
kimia tongkol jagung menjadi bentuk karbon (arang) ternyata dapat memperbaiki
nilai pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan
kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan
asalnya, serta asap dan kotoran tersisa lebih sedikit perubahan kayu menjadi
arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan
industri. Pemanfaatan limbah tongkol jagung selain dapat mengatasi permasalahan
mengenai membeludaknya sampah dosmetik dilingkungan masyarakat juga dapat
menambah nilai ekonomis bagi masyarakat desa Tampabatu.
6.2 SARAN TINDAK
Sebagai pengembangan program berikutnya, maka
penyusun mengharapkan kepada masyarakat di desa Tampabatu
agar dapat mengaplikasikan dalam skala yang lebih besar dan mampu membuat
peralatan (teknologi) yang bersifat
paten yang nantinya dapat digunakan secara kontinu, serta mengembangkan inovasi
dengan memanfaatkan bahan baku yang kurang bernilai menjadi bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Teknologi Pemanfaatan Limbah
Tongkol Jagung. file:///E:/teknologi-pemanfaatan-limbah-tongkol_10.html. Diakses pada 24 April 2013.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi Sumber Daya Mineral, Energi Baru Terbarukan, Jakarta, 2004.
Hendra,
Dj. 2007. Teknologi tepat guna pembuatan
arang, briket dan tungku hemat energi.Puslitbang Hasil Hutan. Bogor
Lestari, Citra, dkk (2010), Karya Tulis
Ilmiah (Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang). SMAN 12 Makassar,
Makassar.
M.
I. V. Batubara. Mempelajari Pembuatan
Briket Kayu Dari Berbagai Jenis Serbuk Gergaj, tersedia di
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle, Jakarta, 1994.
Murtadho, Djuli, dkk (1997), Penanganan
dan Pemanfaatan Limbah Padat, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Nisandi (2007), Karya Tulis Ilmiah
(Pengelolaan dan pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang dan Asap Cair),
FT. UGM, Magelang.
Risma, R.
Muhamad (2008), Kompos dan PressBio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga,
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jombang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar